Jika kalian pernah melihat film-film bertema perang atau penangkapan teroris, pasti kalian tidak asing dengan cara penyiksaan yang dilakukan oleh mata-mata atau tentara untuk menyiksa target operasi demi mendapat informasi. Salah satu penyiksaan yang cukup terkenal dan kejam adalah WATERBOARDING. konsep penyiksaan ini adalah dengan memasukan air ke dalam sinus, faring, laring dan trakea untuk menciptakan persaan tenggelam pada target korban yang biasa nya adalah teroris atau tersangka teroris.

Belum pernah merasakan tenggelam itu seperti apa ? teorinya seperti ini, jika kalian tenggelam, paru-paru akan mulai kehabisan oksigen dan sekujur tubuh memberikan respon getaran yang berlebihan serta pikiran kalian mulai tidak terkendali yang berujung pada kepanikan karena tubuh mulai melepaskan oksigen.

Kemudian kalian akan merasakan air yang membanjiri tenggorokan kalian dan saat itulah sistem pernafasan mulai tidak teratur. Sahabat Viral Aneh kurang lebih hal seperti itulah yang terjadi ketika korban disiksa dengan merode WATERBOARDING. Ternyata penyiksaan dengan metode WATERBOARDING ini mempunyai fakta-fakta unik dan menarik yang akan di bahas di bawah.

Sejarah Waterboarding



Mulai dari zaman dulu, penyiksaan menggunakan air ternyata sudah sering dilakukan untuk menyiksa orang. Salah satunya adalah korban ditinggalkan dalam keadaan terikat di lautan luas yang memaksa korban untuk berenang menyelamatkan hidupnya yang nantinya akan mati lemas karena kehilangan tenaga. Atau menenggelamkan kepal korban secara paksa di bak mandi atau wadah berisi air, layaknya film-film, kemudian mengangkat kepala korban sembari mengajukan beberapa pertanyaan tekait informasi rahasia dan prosesnya diulang terus-menerus sampai si penyiksa mendapat semua informasi yang diperlukan.

Metode-metode tersebut adalah cikal bakal metode baru yang lebih disempurnakan, yaitu WATERBOARDING untuk lebih mendapatkan efek yang menyakitkan dan sensasi tenggelam yang lebih perlahan-lahan. Waterboarding pertama kali didokumentasikan pada abad ke 14 yang dipopulerkan saat masa inkuisisi Spanyol.

Metode penyiksaan ini cukup populer selama masa inkusisi Spanyol, lengkap dengan peralatan yang sudah dipersiapkan dengan sangat baik untuk menyiksa orang-orang yang tidak patuh. Menurut literatur, waterboarding saat itu disebut toca, para eksekutor akan mengikat korban dalam posisi berdiri dengan harapan korban mengakui kejahatannya. Kemudian sehelai kain di tempatkan di atas mulut korban dan air mulai dituangkan ke kain, mengalir masuk ke dalam mulut korban secara terus menerus yang memaksa korban untuk menelan atau menahan air tersebut di dalam mulutnya. Pada awal tahun 1800-an, waterboarding sudah mulai di anggap sebagai penyiksaan yang kejam, mengerikan dan menghebohkan yang seharunya tidak pernah digunakan oleh gereja, militer atau pemerintah karena tidak berperikemanusiaan dan menjijikan.

Berawal dari inkusisi Spanyol, kemudian melebar sampai Filipina melalui jalur perdagangan dan kolonialisasi yang dilakukan Spanyol untuk menaklukan pulai-pulai. Semenjak saat itulah Amerika Serikat pertama jali memulai metode waterboarding kepada orang-orang Filipina selama perang Filipina-Amerika pada tahun 1902. Bahkan sebuah surat kabar ternama mencantumkan cover depannya dengan foto tentara AS sedang menyiksa orang di Filipina dengan metode WATERBOARDING.

Selang beberapa waktu kemudian, waterboarding menjadi bentuk penyiksaan yang menimbulkan respon kontra dari segelintir orang-orang berpengaruh. Salah satunya adalaha Presiden As Theodore Roosevelt yang mengirim surat perintah kepada Komanda Angkatan Darat AS untuk berhenti melakukan praktik waterboarding karena hal itu dianggap sangat kejam dan tidak biasa. Bahkan Seorang Perwira Militer sempat mengatakan bahwa bentuk penyiksaan waterboarding menempatkan korban dalam posisi yang sangat menderita layaknya orang yang tenggelam tetapi tidak bisa tenggelam.

Penggunaan metode waterboadring di Filipina kemudian merabah ke Vietnam. ketika perang Vietnam-AS berlangsung, pertumpahan darah yang mendatangkan tradisi lama waterboarding yang harus dilakukan untuk menyiksa tahanan untuk mendapatkan informasi penting.


Sekilas Tentang Waterboarding.




Dalam eksekusi waterboarding, seseorang diletakkan di atas permukaan yang dapat disesuikan posisinya. Biasanya tubu korban dimiringkan pada sudut 15 sampai 20 derajat sehingga air dengan mudah dialiri ke wajah korban. Sahabat Viral unik Korban juga diikat atau kadang-kadang ditahan oleh beberapa orang. Sama seperti tradisi yang dilakukan saat inkuisisi Spanyol, sehelai kain di tempatkan di atas  wajah korban untuk menjaga agar air tetap melekat dan masuk terus-menerus ke dalam bagian mulut dan hidung korban.

Air kemudian masuk ke tenggorokan dan hidung korban, saat itulah oksigen mulai menipis dan korban mulai merasakan seperti tenggelam, korban akan berjuang untuk menghentikan aliran air dengan memuntahkan air untuk mengambil nafas. Namun hal itu nampaknya susah di lakukan karena penggunaan kain di wajah pada dasarnya bertindak sebagai katup satu arah, yang memungkinkan korban hanya bisa menghembuskan nafas tanpa bisa menghirup nafas, inilah yang menyebabkan oksigen dalam tubuh menjadi sedikit.

Karena konsep waterboarding adalah untuk menstimulasikan efek perasaan tenggelam pada korban, tahap selanjutnya yang terjadi adalah korban akan kehilangan kesadaran karena kekurangan oksigen dalam aliran darah. Saat ini terjadi, tubuh korban sebelumnya begetar kuat akan menjadi lemas karena proses aspirasi air ke saluran pernafasan terjadi. Hilangnya kesadaran pada merode waterboarding dapat di kendalikan sepenuhnya oleh si eksekutor, eksekutor akan mengjentikan aliran air ketika korban sudah tak sadarkan diri, kemudian memaksa korban untuk kembali sadar dan kembali disiksa sampai korban memberikan sesuatu dicari si penyiksa.

Untuk menambah sensasi aneh pada waterboarding, terkadang digunakan air es untuk membangunkan korban yang telah hilang kesadaran, tentunya hal ini memberikan efek kejutan yg luar biasa bagi tubuh korban. Selain itu, otot tubuh juga dapat mengalamin cedera ketika korban berusaha untuk melawan ketika dalam proses eksekuti, terutama jika korban diikat menggunakan tali. Waterboarding juga dapat merusak fungsi otak dan paru-paru karena kekurangan asupan oksigen.

Layar Kaca Taipan99

Secara umum, air tidak mungkin masuk ke dalam paru-paru ketika dilakukan penyiksaan ini, namun beberapa korban yang sempat selamat dari penyiksaan itu melaporkan bahwa air sempat masuk ke paru-parunya sehingga menyebabkan infeksi paru-paru. Hal itu terjadi ketika air yang dituangkan masuk ke dalam hidungnya, sementara mulutnya ditutup oleh tangan si eksekutor, korban tidak bisa menahan nafas lebih lama dan akhirnya menghirup air tersebut yang berujung ke dalam paru-parunya. Korban yang tidak ingin di sebutkan nama ini mengatakan jika momen tersebut terasa lebih mengerikan dari pada waterboarding yang umum di lakukan.

Sedangkan dalam kasus lainnya, praktek waterboarding juga dapat menyebabkan air masuk ke dalam lambung sehingga menciptakan rasa sakit yang sangat hebat. Seperti halnya yang terjadi pada Ramon Navarro, korban seorang penjahat perang jepang bernama Chinsaku Yuki yang menyiksa Ramon dengan metode waterboarding. Ramon mengatakan bahwa pada saat penyiksaan dilakukan, ia sempat sadar dan merasakan bahwa Yuki duduk di atas perutnya untuk memaksa air yang masuk kembali keluar melaluin mulut dan hidungnya, kemudian Yuki mulai memasukan air ke dalam tubuhnya dan hal itu terus-menerus di lakukan Yuki. Jika hal tersebut terus di lakukan, rongga sinus menjadu rusak dan bisa mengakibatkan kematian ( yang tentunya bukan tujuan utama dari sebuah penyiksaan ). BandarQ online


Legalitas Waterboarding


Konvensi Jenewa tahun 1949 yang berisi tentang serangkai perjalanan yang menerapkan standar hukum internasional untuk pengobatan kemanusiaan perang dan sudah di tanda tangani dan disetujui oleh berbagai negara, melarang berbagai bentuk penyiksaan yang di anggap terlalu kejam dan mengerikan bagi manusia. Salah satunya adalah metode waterboarding secara resmi merupakan sebuah tindakan kejahatan perang dan para eksekutor dianggap sebagai kriminal perang. namun, sejak awal munculnya merode waterboarding memang sudah di kecam oleh berbagai pihak dan tetap saja ada pihak yang menggunakannya secara ilegal. Domino99 Online

Bahkan Presiden AS Donald Trump justru menyarankan digunakannya penyiksaan waterboarding dapat dilakukan jika memang dalam keadaan yang terpaksa. Hal ini dilakukan untuk memerangi teririsme, hal yang sama juga terjadi saat pemerintahan Bush yang melegalkan waterboarding baik di luar maupun dalam negeri.


itulah beberapa fakta menatik seputar waterboarding yang mungkin menjawab pertanyaan kalian ketika menonton film dengan penyiksaan seperti itu. Selain kejam dan mengerikan, tentunya waterboarding juga memberikan efek jera kepada setiap korbannya, sehingga metode ini masi di gunakan secara ilegal oleh beberapa kalangan.Tentu saja kami mengingatkan untuk tidak mencoba melakukan hal yang sangat berbahaya ini.